By Matt Piper
Bahkan tak tanggung-tanggung, serombongan Laser series mulai dari Laser Champ, Laser Sonic dan Laser Ghia GL ikut dibawa serta ke sesi pemotretan di bilangan Senayan, Jaksel. No credit No captionTernyata, varian Laser di Tanah Air cukup banyak. “Pada era '90-an, mobil karburator masih menjadi pilihan mayoritas pemakai mobil,” papar Rozzi Aditya yang pakai Ford Laser Sonic 1.3L keluaran 1990. Menjadi bertolak belakang dengan Ford Laser Champ milik Andreas Eka yang sudah full rollbar dan suspensi ceper. Ford Laser Champ memang memiliki aura performa diatas rata-rata.
Selain punya nilai eksotis tinggi, memelihara mobil tua juga didasari akan alasan filosofis bagi para pemiliknya. Unsur filosofis? Ya, benar-benar punya makna terselubung, mencerminkan kepribadian dari para pemilik mobil tua. Ford Laser menjadi satu-satunya sosok yang sukses menggambarkan fenomena tersebut. Ini dia review Ford Laser Champ 1991.
Setelah sukses dengan Ford Laser Ghia dengan kode bodi KE, ATPM Ford di Indonesia saat itu kemudian meluncurkan generasi penerusnya dengan Ford Laser Sonic dan Gala yang memiliki kode bodi KF pada 1989. Mesin yang digunakan Ford Laser Gala dan Ford Laser Sonic berbeda satu sama lain. Perbedaannya Ford Laser Gala memakai rem belakang cakram solid seperti Ford Laser Champ sementara Ford Laser Sonic memakai rem teromol dibelakang. Kelebihan Ford Laser Gala dan Ford Laser Sonic adalah harga bekasnya yang murah. Ini dikarenakan setelah dipekenalkannya Laser Gala dan Laser Sonic, IRMC selaku ATPM Ford kemudian menjual Ford Laser generasi sebelumnya menjadi mobil taksi dengan nama Ford Laser GL.
