"Kalau kita bandingkan dengan mobil-mobil combustion engine (mobil konvensional dengan mesin pembakaran), (mobil listrik) itu jauh lebih sedikit membutuhkan perawatan. Putra juga membeberkan perbedaan signifikan perawatan mobil listrik dibanding mobil konvensional. Mobil listrik Hyundai Ioniq Foto: Muhammad Zaky Fauzi AzharNamun, Putra memastikan bahwa mobil listrik juga perlu ganti oli meski kuantitas dan interval penggantiannya jauh berbeda dengan mobil konvensional. Menurut Putra, mobil listrik memiliki reduction gear oil, seperti oli transmisi di mobil konvensional. Selain itu, Hyundai juga menjanjikan garansi baterai mobil listrik selama 8 tahun atau 160.000 km.
Bisnis, JAKARTA – Industri pelumas dalam negeri diprediksi kian melemah seiring dengan langkah cepat pemerintah Indonesia menyambut era kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Dewan Penasihat Masyarakat Pelumas Indonesia (Maspi) Muwardi mengatakan bahwa perkembangan mobil listrik di Indonesia akan membuat industri pelumas di Indonesia kian lemas karena turunnya volume permintaan. Dia pun menilai industri pelumas di dalam negeri secara keseluruhan belum siap menghadapi peralihan dari kendaraan berbahan bakar minyak ke era kendaraan listrik. Kalau dari Pertamina sepertinya sudah mulai mempelajari sisi charging station [kendaraan listrik] untuk sisi perluasannya,” tutur Muwardi. Akibatnya, permintan oli mesin untuk kendaraan konvensional diperkirakan menjadi sektor yang terpukul paling parah seiring dengan pertumbuhan kendaraan listrik global.
Di balik semua hal positif yang bisa dibicarakan, kendaraan listrik punya sisi gelap yang salah satunya mengancam industri besardi Tanah Air.Tanpa mesin pembakaran dalam, kendaraan listrik tidak butuh banyak pelumas. Pada 2018, kebutuhan pelumas di Indonesia yang 80 persennya untuk otomotif mencapai 950 ribu kiloliter atau senilai Rp30 triliun.Andria mengatakan pihaknya tidak berharap program kendaraan listrik dari pemerintah ditunda-tunda. Pada 2030 ditargetkan Indonesia menjadi basis produksi kendaraan berbasis listrik buat pasar domestik dan ekspor.Andria menjelaskan sebagian strategi menghadapi itu dengan diversifikasi bisnis. Konsep yang ditawarkan adalah model tukar baterai di jaringan SPBU. "Kebetulan dari Pertamina sudah ada kerja sama baterai untuk menyediakan baterai Gesits, swap baterai jadi kita yang bisnis seperti tabung LPG.
VIVA – Keberadaan mobil listrik kini mulai bisa dinikmati oleh masyarakat. Mobil listrik yang dimaksud berasal dari pabrikan otomotif Korea Selatan, yakni Hyundai Konda dan Ioniq. Sebab, baterai pada mobil listrik ibaratkan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada kendaraan bermesin konvesional. Selain soal pengalaman berkendaranya, penyesuaian juga bisa dirasakan konsumen ketika melakukan perawatan mobil listriknya secara berkala. Dia menyebut, meski banyak komponen yang berbeda dengan kendaraan bermesin konvensional, namun perawatan berkala tetap harus dilakukan pemilik mobil listrik Hyundai Ioniq dan Kona Electric.
Liputan6, Jakarta Era mobil listrik sudah di depan mata. Banyak komponen konvensional yang bakal hilang di mobil listrik. Jadi sudah ketahuan ini, seperti pakai handphone pakai setengah jam, sudah itu balik lagi untuk charge," kata dia. "Motor listrik juga seperti ini. Yang terbayang adalah akan ada banyak port tempat charger seperti di mal-mal, atau di airport," kata dia.
Copyright By@PinterMekanik - 2024