By Luke Powell
--Agus Purwadi, Head of Electrical Energy Conversion Research Laboratory Institut Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan riset konversi Toyota Calya menjadi mobil listrik belum usai. "Untuk kelanjutan konversi Calya sedang dalam proses diskusi dan evaluasi lanjutan," kata Agus melalui pesan singkat, Senin (18/7). "Yang didalami terutama terkait pemenuhan isu safety standard karena menggunakan standar tegangan kelas B [60 VDC sampai 1.500 VDC]. Standard safety dan manajemen resikonya di automotive cukup ketat diatur dalam kategori ASIL [Automotive Safety Integrated Level] A sampai D," ungkap dia. "Sementara masih Calya karena inginnya harga bisa terjangkau dan sudah digunakan masyarakat banyak, serta platformnya sudah punya basis produksi di Indonesia," kata Agus.
Memperbanyak kendaraan listrik salah satunya dengan konversi dari internal combustion engine (ICE) jadi battery electric vehicles (BEV). Pihaknya bersama Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) tengah melakukan studi pada Toyota Calya untuk dikonversikan jadi mobil listrik. "Kami juga sudah melakukan kegiatan konversi untuk yang low segmen, yaitu berbasis Toyota Calya. Di satu sisi, Agus bilang bahwa aturan terkait dengan konversi mobil listrik berkaitan dengan prinsipal secara global. Diharapkan mobil listrik dari konversi Toyota Calya ini bakal diperkenalkan pada tahun 2021.
--Innova EV bukan satu-satunya mobil listrik yang lagi dikerjakan Toyota Indonesia. Dalam materi presentasi Agus disampaikan studi mobil listrik Calya sudah masuk tahap uji di jalan berbukit dan kesesuaian pengisian baterai di SPKLU. Studi mobil listrik Toyota di Indonesia merupakan langkah besar sebab selama ini prinsipal Toyota di Jepang dipahami fokus pada mobil hybrid. Konversi Calya menjadi mobil listrik juga mengindikasikan studi TMMIN lebih luas lantaran Calya adalah mobil yang diproduksi Astra Daihatsu Motor di Indonesia. Hal ini membuka kemungkinan kerja sama teknologi keduanya untuk menghasilkan mobil listrik di kelas mobil termurah di dalam negeri, LCGC.
Kali ini, jenama asal Jepang ini menggandeng tiga universitas untuk mengubah Calya menjadi mobil listrik. Tiga universitas tersebut, adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Indonesia (UI), serta Institut Teknologi Bandung (ITB). Dalam pengembangan Toyota Calya listrik ini, UI dan ITB menggunakan baterai milik Prius. "Pemilihan Calya untuk dikonversi, karena murni usulan dari universitas dengan pertimbangan bahwa model ini yang dekat dengan masyarakat," ujar Bob. Sementara itu, penggantian sistem penggerak Calya ini bisa membuat Toyota memiliki pengetahun terkait batas kemampuan model konvensional (bensin) jika dijadikan mobil listrik.
Kini kejutan lain disiapkan Toyota setelah dengan 'diam-diam' memberi kesempatan tiga universitas negeri untuk mengubah Toyota Calya menjadi listrik. Jumat ini (20/5) ketiga universitas tersebut memberikan paparan konversi Toyota Calya menjadi listrik pada ajang Webinar 'Aktifitas Riset Universitas Sebagai Bagian Upaya Dalam Mengembangkan Populasi Kendaraan Elektrifikasi' yang digelar Toyota Motor Manufacturing Indonesia, di Bandung. Hal senada juga disampaikan Mohammad Adhitya, dosen teknik mesin Universitas Indonesia, yang juga melakukan riset bagaimana melakukan konversi Toyota Calya menjadi listrik dengan menggunakan baterai dari Toyota Prius. Tak terkecuali dengan peluncuran Toyota Calya, para SPG cantik siap berpose dengan mobil LCGC tersebut. Tak terkecuali dengan peluncuran Toyota Calya, para SPG cantik siap berpose dengan mobil LCGC tersebut.
SERAMBINEWS.COM, KARAWANG - Toyota Indonesia dipastikan akan segera memproduksi mobil listrik yang ramah lingkungan. Pada tahap awal, meminta tiga perguruan tinggi untuk dapat mengkonversi mobil bensin Toyota Calya menjadi mobil listrik. Ketiga perguruan tinggi telah mengembangkan mobil listrik bertenaga baterai, seperti ITS. Sehingga, Toyota meminta perguruan tinggi untuk dapat menciptakan mobil listrik dengan harapan dapat dijadikan sebagai produksi lokal. Bob Azam, Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengatakan, konversi Calya jadi mobil listrik bukan semata-mata mengenai produk.
KabarOto - Toyota Calya merupakan Low Cost Green Car (LCGC) yang dibuat untuk masyarakat Indonesia. Pabrikan asal Jepang tersebut, berencana akan mengubah Toyota Calya dari mesin konvensional menjadi listrik. Konversi Toyota Calya menjadi mobil listrik merupakan upaya untuk menyambut era elektrifikasi. New Toyota Calya (Foto: Kabaroto)Bob Azam, Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menjelaskan, pengembangan tersebut murni penelitian. Namun begitu, pria berkacamata ini memaparkan, keinginan Toyota untuk memiliki model kendaraan listrik yang dipasarkan di Indonesia untuk masa depan.
Hal itu merupakan kelanjutan riset soal kendaraan listrik yang dilakukan perguruan tinggi di Indonesia untuk mendukung program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berkolaborasi menghadirkan mobil listrik segmen low berbasis Toyota Calya . Tentu saja kami harus ikut persyaratan (dari prinsipal)," katanya menceritakan ubahan Toyota Calya menjadi berbasis listrik. Pengujian Toyota Calya listrik oleh ITBRiset tersebut ternyata telah berlangsung sejak 2020. Baca Juga: Waspada Kelemahan Toyota Calya - Daihatsu Sigra Bekas, Suka Bikin JengkelToyota Calya Listrik Lakoni Uji Jalan BerbukitDalam materi presentasinya, Toyota Calya berkelir merah itu tampak seperti Calya lain.
